Sejarah Aksara Ulu Sumatera Selatan

Salah satu kekayaan budaya lokal Sumatera Selatan adalah aksara asli daerah yang dikenal dengan aksara Ulu. Aksara Ulu sendiri merupakan kekayaan budaya tulis kuno yang dimiliki daerah Sumatera Selatan. Naskah kuno dari abad ke 16 yang ditemukan di propinsi Sumatra Selatan, ditulis dalam berbagai aksara seperti Arab, aksara Jawi dan aksara ka-ga-nga yang merupakan aksara lokal untuk manuskrip yang berasal dari pedalaman (hulu) atau dikenal dengan surat Ulu. Aksara Ulu digunakan di daerah pedalaman hulu sungai atau daerah ulu yang tersebar di daerah Lahat, Pagar Alam, Lubuk Linggau, Muaraenim, Prabumulih, Danau Ranau, Komering Ulu, dan Komering Ulu Timur.

Keberadaan aksara Ulu sendiri tergerus penggunaan aksara latin yang diperkenalkan oleh penjelajah Barat. Penggunaan teknologi sendiri sudah digunakan untuk melestarikan aksara daerah Sumatera Selatan khususnya akasara Ulu. Di daerah Sumatera Selatan sendiri memiliki beberapa varian aksara Ulu sesuai dengan asal daerah ditemukannya artefak. Dalam perkembangannya aksara Ulu mengalami peyesuaian huruf dan tanda eja karena adanya perbedaan budaya, dialek dan kebutuhan berbahasa di masing-masing daerah yang menggunakan aksara tersebut. Dari beberapa manuskrip aksara Ulu yang tersimpan dalam museum, perpustakaan maupun yang tersimpan sebagai pusaka desa atau keluarga di berbagai daerah menunjukkan adanya berbagai variasi perbedaan bentuk, jumlah huruf dan sistem penulisan sendiri dari masing-masing daerah. Berdasarkan penelusuran ahli budaya aksara Sumatera Selatan aksara Ulu sendiri memiliki beberapa varian antara lain varian Besemah atau Pasemah, varian Lubuk Linggau atau Musi Rawas, varian Rambang, varian musi atau yang dikenal dengan varian Musi Banyuasin, dan varian OKU Timur yang dikenal dengan varian Ogan yang mirip dengan aksara Lampung. Untuk itu dibutuhkan pengembangan aplikasi yang bisa mengenali berbagai varian aksara Ulu Sumatera Selatan.

Pada aplikasi Aksara Ulu Sumatera Selatan yang dikembangkan dapt mengalihaksarakan aksara latin ke aksara Ulu 5 varian yaitu (1) varian default atau varian Besemah atau Pasemah yang paling banyak dominan ditemukan pada artefak; (2) varian Musi Banyuasin; (3) varian OKU-Timur; (4) varian Lubuk Linggau atau Musi Rawas dan varian (5) varian Muara Enim.

Gambar Varian Sandangan Aksara Ulu Sumatera Selatan.

Gambar Varian Huruf Dasar Aksara Ulu Sumatera Selatan.

Sumber default:

• Naskah Nusantara Koleksi Perpustakaan Nasional RI: Peti 91E1 dan Peti 93 E12,4

Sumber Musi rawas /lubuk linggau

• Naskah rotan (rtn1/rusik/selangit/23)1 • Naskah Tanduk Lubuk linggau( Tnk 1/Slamet/Lubuklinggau/23)1 • Koleksi Musium Sumatera Selatan, No. inv. 073

Sumber Muara Enim:

• Naskah Bambu (Bo 1/Rivanser/Sugiwaras/23)1 • Naskah Kaghas (Kgh 1/Dedi/Darmo/22, Kgh2/Firdaus/Kemayoran/22, Kgh 3/Firdaus/Kemayoran 22)2

Sumber Banyuasin:

• Naskah Bilah (Glp 1/Ardika/Muara Pujung/22)2

Sumber OKU Timur:

• Naskah Kertas (KRt 2/Rizal/Tj. Kukuh/22)2,4